Sita, Disa, Vanda dan Affa adalah sahabat sejati. Mereka sudah sangat
dekat dan bersahabat. Bahkan mereka sudah menganggap satu sama lain
sebagai saudara, karena mereka ber-4 sudah bersahabat sejak kecil.
Mereka suka berbuat baik, saling tolong-menolong, dan selalu setia.
Apalagi mereka di sekolah menjadi murid yang pintar. Banyak orang yang
mengagumi mereka. Mereka juga memiliki banyak kesamaan, Fara dan Affa
yang sangat mencintai musik, Sita dan Vanda suka makan es krim. Mereka
ber-4 juga sangat menyukai warna pink.
Sebagai tanda persahabatan mereka, mereka juga memiliki aksesoris
yang kembar lho! Seperti sepatu kets warna putih, sandal jepit bergambar
warna pink, sepasang bando dan jepitan rambut warna biru muda, setelan
baju dan rok berwarna pink, gelang dan kalung berwarna pink, dan masih
banyak lagi.
Siang itu Sita, Disa, Vanda, dan Affa baru pulang sekolah. Mereka
berjalan pulang menuju rumah mereka masing-masing. Oh iya, rumah mereka
memang sama di perumahan matahari indah, cuma mereka beda komplek. Sita
dan Affa komplek A, sementara Disa dan Vanda komplek B. Jadi kalau
pulang sekolah mereka selalu pulang bersama, lagipula jarak antara
sekolah dan rumah mereka tidak terlalu jauh.
Dalam perjalanan Disa berkata “eh iya, gimana kalau nanti sore kita
bersepeda?”,
“ hmm.. boleh juga, kita kumpul di taman biasa jam 4 sore
gimana?” usul Affa. “oke! Aksesorisnya gimana?” tanya Sita. “apa ya,
yang bagus?” kata Vanda sambil berpikir. “Ahha!”, “sandal pink, setelan
pink, kalung sama gelang pink!”, “hahaha…”, tawa mereka bersama.
Bagaimana bisa mereka mengatakan hal yang sama? Ya sudahlah, nggak usah
di pikir kawan.
“kita jalan duluan ya!” kata Sita dan Affa, yang akan mengarah ke
kompleks rumah mereka. “iya” kata Disa dan Vanda bersamaan. “Oh iya Van,
nanti kalau mau ke taman ke rumahku dulu ya! Daahh aku pulang duluan.”
Kata Disa. “oke! Sipp!” balas Vanda. Dan setelah berjalan sedikit dari
rumah Disa, Vanda sampai di rumahnya. Mereka sampai juga di rumahnya
masing-masing, dan mereka langsung beristirahat.
Pukul 3.30 Sita, Disa, Vanda dan Affa di rumah masing-masing sibuk
menyiapkan diri untuk bersepeda. Pukul 3.50 Sifa sudah berada di taman,
tidak lama kemudian Affa sampai “Va, kok ngga mampir ke rumahku dulu.!”,
“iya iya, maaf sangat senangnya ingin bersepeda jadi lupa dehh.” kata
Sita. Sudah 5 menit berlalu, akhirnya Vanda dan Disa sampai. Bersepeda
pun dimulai! GO!!
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 17.30 dan mereka pun sudah
jalan-jalan keliling komplek. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke
rumah masing masing. Sampai di rumahnya, Sita langsung sms ketiga
temannya Vanda, Disa, dan Affa dan menanyakan mereka akan shalat maghrib
di masjid atau tidak, karena Sita kali ini tidak bisa shalat di masjid
dan harus menjaga Ibunya yang sakit maagnya kambuh. Ternyata balasan
sms dari teman-teman Sita sama “ya tidak apa-apa”.
Adzan maghrib pun terdengar. Di rumah Disa sedang bersiap memakai
mukena, padahal Vanda sudah menunggu di rumah Disa sekitar 5 menit yang
lalu. Affa ternyata sudah sampai di masjid duluan bersama kakaknya. Dan
sebelum komat, mereka semua sudah sampai masjid.
Setelah selesai shalat maghrib, mereka memutuskan untuk menjenguk Ibu
Sita yang sakit nanti setelah ini. “kita membawa apa ketika menjenguk
nanti ya?” tanya Disa pada teman-temannya. “bagaimana kalau nanti jam
setengah tujuh kita membeli buah di toko buah di depan perumahan?” kata
Affa. “oke. naik sepeda ya! nanti kumpul di depan komplek ya!” kata Vanda mengusulkan. “ya sudah, oke! aku duluan ya.” kata Affa.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Disa dan Vanda sudah
menunggu di depan komplek, “Affa mana ya?” tanya Disa, “mungkin lagi di
jalan.” kata Vanda, “itu dia!” kata Vanda kemudian. “ayo cepat kawan,
jangan lambat!” kata Affa.
Sekarang semua sudah sampai di toko buah. “kita mau beli buah apa
nih?” tanya Affa pada Disa dan Vanda. “bagaimana kalau apel, anggur,
jeruk, lalu… apalagi ya?” usul Vanda. “Ahha! Bagaimana kalau jeruk, pear
dan apel saja!?”. Affa pun setuju lalu memilih buah buah tersebut “Mba,
apel, jeruk dan pear-nya yang ini di kemas pakai keranjang buah yang
itu, lalu dihias ya, tapi hiasanya yang sederhana saja ya.”, “Oh iya de,
sebentar ya. Oh ya de, jus buahnya tidak beli?” kata mba penjual. “hm.
Gimana ni? mau beli?” tanya Vanda. “ya boleh. Aku mau jus mangga. Kamu
apa ffa?” tanya Disa kepada Affa. “Aku jus apel saja.” jawab Affa, “oke.
Aku jus melon. Oh ya, sekalian Sifa juga jus jeruk.” kata Vanda. “hmm
oke!. Mba jadi jus mangga satu, jus apel satu, jus melon satu, jus jeruk
satu.”
Setelah menunggu, “ini de buah dan jus-nya.”. “terima kasih mba, jadi
semuanya berapa?” kata Affa. “Jadi semuanya enam puluh tiga ribu.” jawab
mba penjual. “ini mba uangnya enam puluh tiga ribu.” kata Affa.
Ketika di jalan, “Kan tadi bayarnya pakai uang Affa, berarti kita
harus ganti. Urunan saja bagaimana?” usul Vanda. Mereka pun memutuskan
untuk urunan uangnya. “hmm, kita ada tiga orang, jumlah semuanya enam
puluh tiga ribu, jadi berapa satu orangnya?” ucap Disa sambil berfikir.
“Jadi satu orangnya dua puluh satu ribu, kan enam puluh tiga ribu dibagi
tiga.” kata Vanda. “Oh iya, nih uangku dua puluh satu ribu fa.” kata Disa dan Vanda sambil memberikan uangnya kepada Affa.
Tidak sadar mereka bercakap-cakap di perjalanan, akhirnya mereka
sampai di rumah Sita, “assalamualaikum, Sita.” salam mereka bertiga.
“wa’alaikumsalam, wahh ada teman-teman. Ya sudah ayo masuk dulu.” jawab
Sifa. “ya.”. setelah mereka semua masuk Affa bertanya “bagaimana keadaan
ibumu?”, “alhamdulillah sudah sedikit membaik” jawab Sita. “oh iya, ini
untukmu dan Ibumu, dari kami.” kata Vanda. “iya, terimakasih ya. tapi
maaf nih Ibuku sedang istirahat, bagaimana?.” Ucap Sifa dengan raut
wajah sedikit bingung. “oh, tidak apa apa. Kita langsung pamit saja ya.
Semoga Ibumu cepat sembuh.” kata Disa. “lho kok buru-buru?” tanya Sita,
“tidak kok, lagi pula ini sudah malam.” jawab Vanda. “kita pulang dulu
ya! Assalamualaikum.” kata Disa, Vanda, dan Affa.
“waalaikumsalam.terimakasih ya semuanya.” balas Sita.
Di sekolah Disa, Affa, dan Vanda menanyakan pada Sita tentang keadaan
Ibunya. “alhamdulillah sudah baik, terimakasih ya teman-teman.” kata
Sifa. “ya!kita kan sahabat harus saling tolong menolong bukan?” kata
Affa. “ya! itu gunanya sahabat.” kata Vanda, “sahabat sejati takkan
terlupakan!!!.” kata Disa
“hahahahaha..” tertawa mereka bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar