Jumat, 29 November 2013

Manajemen, Manajer dan Kepemimpinan

A. MANAJEMEN
Manajemen sering di artikan sebagai “seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain”. Pada kenyataannya para manager mancapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan apa saja yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. Manajemen dapat diartikan dalam berbagai aspek, yaitu :
1. Proses perencanaan (Planning)
Menunjukkan bahwa para manajer memikirkan tujuan dan kegiatannya sebelum melaksanakannya. Kegitan mereka biasanya berdasar suatu cara, rencana, atau logika, bukan asal tebak saja.
2. Pengorganisasian (Organization)
Berarti para manajer itu mengkoordinir sumber daya manusia dan sumber daya bahan yang dimiliki organisasi. Sejauh mana efektifnya suatu organisasi tergantung pada kemampuannya untuk mengarahkan sumber daya yang ada dalam mencapai tujuannya. Tentu saja,dengan makin terpadudan terarahnya pekerjaan akan menghasilkan makin efektifnya organisasi. Mendapatkan koordinasi yang sedemikian itu merupakan salahsatu tugas manajer.
3. Memimpin (To Lead )
Menunjukkan bagaimana para manajer mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya, menggunakan oaring lain untuk melaksanakan suatu tugaas tertentu. Dengan menciptakan suasana yang tepat,mereka membantu bawahannya bekerja sebaik mungkin.
4. Pengendalian (Controling)
Berarti para manajer berusaha untuk meykinkan bahwa organisasi bergerak dalam arah tujuan.Apabila salah satu bagian dari organisasi menuju arah yang salah, para manajer beeusaha untuk mencari sebabnya dan kemudian mengarahkannya kembali ke tujuan yang benar.

B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN
Ruang Lingkup Manajemem adalah lokasi di mana suatu organisasi mengembangkan kegiatan di tempat yang ditentukan dan mengendalikannya. Jadi, setiap perusahaan / badan usaha mempunyai ruang lingkup manajemen yang berbeda–beda sesuai dengan manajemen masing–masing perusahaan. Ruang lingkup manajemen dibagi menjadi dua, yaitu :
I. Lingkungan Luar (Eksternal), terdiri dari:
• Lingkungan Umum, meliputi ekonomi, politik, hukum, sosio kultural (budaya), teknologi, dimensi internasional (seperti globalisasi dan paham ekonomi), dan kondisi lingkungan alam.
• Lingkungan Khusus (Tugas), meliputi pemilik (stockholder), customer, klien, pemasok (suplier), pesaing, suplai tenaga kerja, badan pemerintah, lembaga keuangan, media, dan serikat pekerja.
II. Lingkungan Dalam (Internal), terdiri dari :
• Manusia (specialized dan manajerial personal).
• Finansial (sumber, alokasi, dan control dana).
• Fisik (gedung, kantor, dll.).
• Sistem dan Teknologi.
• Sistem Nilai dan Budaya Organisasi.
Untuk mengukur dan menganalisis lingkungan ini digunakan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
• Strengths (kekuatan)
merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
• Weakness (kelemahan)
merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
• Opportunities (peluang)
merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
• Threats (ancaman)
merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

C. TINGKATAN MANAJEMEN
Kita telah menggunakan istilah “Manajer” untuk seseorang yang bertanggung jawab atas bawahan dan sumber daya lainnya dalam organisasi. Manajer adalah seseorang yang bertindak sebagai perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, serta pengendali orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Banyak jenis manajer dengan tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Manajer dibedakan dalam beberapa tingkatan :
1. Manajer Puncak(Top Manager)
Manajemen puncak bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari suatu organisasi
2. Manajer Garis Menengah(middle manager)
Manajer yang dapat mencakup lebih dari satu tingkatan dalam suatu organisasi.
3. Manajer Garis Pertama (first line)
Adalah tingkatan manajer yang paling rendah dalam suatu organisasi di mana seorang bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

Bagan Tingkatan Manajemen

Sedangkan menurut cakupan kegiatannya, manajer dapat dibedakan menjadi empat kelompok sebagaimana dikemukakan oleh Siswanto (2006:17) sebagai berikut:
1. Dewan direksi, cakupan kegiatannya dalam usaha mengelola organisasi secara keseluruhan.
2. Presiden Organisasi, cakupan kegiatannya dalam usaha mengelola para manajer agar dapat kesatuan gerak dan tindakan utuk merealisasikan tujuan.
3. Departemen atau Kepala Divisi cakupan kegiatannya dalam usaha mengelola bawahan yang meliputi spesialisasi kerjanya masing-,masing.
4. Manajer hierarki pertama cakupan kegiatannya dalam usaha pekerjaannya sesuai dengan tujuan oragnisasi.
Seorang manajer berperan sebagai pemimpin dalam suatu manajemen perusahaan yang berfungsi untuk memimpin, mengarahkan, memotivasi (mendorong) untuk mencapai tujuan .
Sedangkan peanan manajer dibagi menjadi 3, yaitu :
I. PERANAN ANTAR PRIBADI
Tiga peranan antar pribadi (interpersonal) membantu manajer menjagaagar organisasi berjalan dengan lancar, yaitu :
a. Peranan tokoh (figurehead). Sebagai kepala suatu unit, manajer kadang-kadang berperan sebagai seorang tokoh dengan melakukan tugas-tugas seremonial.
b. Peranan pemimpin (leader), mengangkat pegawai, melatihnya, memberi dorongan dan membesarkan hatinya.
c. Peranan penghubung (liaison), yaitu dengan berhubungan terhadap orang yang bukan bawahan atau atasan misalnya, dengan rekan-rekannya dalam organisasi atau dengan langganan dan rekanan di luar organisasi.
II. PERANAN INFORMASIONAL
Manajer membutuhkan informasi untuk membuat keputusan yang benar dan orang lain dalam departemennya / dalam organisasi tergantung pada informasi yang di terima atau disalurkan melalui manajer itu.
a. Peran sebagai pengamat, manajer secara terus menerus mencari informasi yang dapat diguanakan untuk keperluannya
b. Peran sebagai penyebar, yaitu ia membagi-bagikan informasi penting yang tanpa dia tidak akan diperoleh.
c. Peran sebagai juru bicara, manajer menyiarkan sebagian informasi yang dikumpulkannya kepada orang-orang di luar unitnya, bahkan di luar organisasi.
III. PERANAN PEMUTUS
Dalam hal ini seorang manajer harus bisa memberikan keputusan yang jelas, sehingga dapat dengan mudah dimengerti oleh si penerima keputusan.
1. Peran Wiraswasta (Entrepreneur), manajer berusaha untuk menyempurnakan unitnya.
2. Peran Pemadam Keributan ( Disturbance Handler), ia bertindak terhadap keadaan yang berada di luar pengendaliannya.
3. Peran Pembagi Sumber Daya (Resource Allocator), manajer bertanggung jawab dalam menentukan bagaimana dan kepada siapa sumber daya yang dimiliki organisasidan waktu yang di milikinya sendirin akan digunakan.
4. Peran Perunding (Negotiator), manajer melakukan perundingan dengan perusahaan konsultan,rekanan dan wakil serikat buruh.

D. KEPEMIMPINAN
Apa yang membuat seorang pemimpin menjadi efektif? Kebanyakan orang,bila mendapat pertanyaan ini,barangkali akan menjawab bahwa pemimpin yang efektif mempunyai bakat atau kualitas tertentu yang di harapkan misalnya Kharisma,Pandangan kedepan,daya persuasi dan intensitas. Dan memang, bila kita melihat pemimpin–pemimpin heroik seperti Napoleon,Washington, Kita mengakui bahwa ciri atau bakat seperti itu secara alamiah ada pada dan memang perlu untuk apa yang mereka capai.Tetapi,seperti akan kita lihat,ratusan penelitian tentang pemimpin dan kepemimpinan beberapa kembali ke abad 19 telah gagal untuk membuktikan bahwa setiap bakat atau kualitas secara konsisten berhubungan dengan kepemimpinan yang efektif.Meskipun ada riset yang intensif oleh para ilmuan sosial, namun pengetahuan kita taentang apa yang di perlukan untuk menjadi pemimpin yang efektif dan apa yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif masih terbatas.
Para pemimpin memainkan peranan yang penting dalam membantu kelompok, organisasi, atau masayarakat mencapai tujuan mereka. Sebagai contoh,sudah diterima secara umum bahwa inggris pasti akan kalah dalam perang dunia II jika saja Neville teguh dan inspiratif dan Winston Churchill barang kali telah menyelamatkan inggris, bhakan mungkin juga seluruh dunia. Manajer jarang sekali harus menjadi pemimpin seperti model Chruchill atau Lincoln. Namum demikian , kemampuan kepemimpinan dan keterampilan dalam mengarahkan merupakan faktor penting dalam efektif manajer. Banyak perusahaan yang tampaknya akan bangkrut seakan mendapatkan tenaga baru ketika direktur utamanya diganti. Jika kita dapat mengenali kualitas yang berkaitan dengan kepemimpinan, maka kemampuan kita untuk memilih pemimpin yang efektif akan bertambah. Dan jika kita dapat mengenali perilaku dan teknik - teknik kepemimpinan yang efektif, kita barang kali akan dapat mempelajari perilaku dan teknik–teknik ini dan karena meningkatkan efektifitas pribai kita maupun organisasi.

E. DEFINISI KEPEMIMPINAN
Ralph M. Stogdill, dalam survainya mengenai teori dan riset kepemimpinan, telah menunjukan bahwa “ada banyak definisi yang berlainan tentang kepemimpinan hampir sebanyak orang yang berusaha mendefinisikan konsp tersebut”. Kita akan mendefinisikan kepemimpinan manajerial sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas dari anggota kelompok. Ada 3 implikasi yang penting dari defini kita yaitu:
1. Kepemimpinan harus melibatkan orang lain – bawahan atau pengikut. Dengan kesedian mereka menerima pengarahan dari pemimpin , para anggota kelompok membantu menentukn status pemimpin dan memungkinkan proses kepemimpinan . tanpa bawahan, semua kualitas kemimpinan manajer akan tidak relevan.
2. Kepemimpinan melibatkan distribusi yang tidak merata dari kekuasan diantara pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa dari kegiatan anggota kelompok, yang tidak dapat secara serupa mengrahkan kegiatan pemimpin. Namun demikian, anggota kelompok jelas akan mempengaruhi kegiatan itu dalam beberapa cara.
3. Selain secara sah dapat mengarahkan bawahan atau pengikut mereka, pemimpin juga dapat mempunyai pengaruh. Dengan kata lain, pemimpin tidak hanya dapat mengatakan kepada bawahan mereka apa yang harus mereka kerjakan tetepi dapat juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan printah pemimpin. Sebagai contoh, Manajer dapat mengarahkan bwahan untuk melaksanakan tugas tertentu, tetapi mungkin pengaruhnya atas bawahanlah yang akan menentukan apakah tugas itu dilaksanakan dengan benar atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar