Boneka Unyil (Indonesia)
Tokoh Unyil adalah tokoh khas dari Indonesia.Tokoh Unyil sempat difilmkan dan dibuatkan boneka.
Ditujukan kepada anak-anak, film seri boneka ini menceritakan tentang seorang anak sekolah dasar (yang lalu akhirnya setelah bertahun-tahun lamanya bisa mencapai posisi sekolah menengah pertama bernama Unyil dan petualangannya bersama teman-temannya. Kata "Unyil" berasal dari "mungil" yang berarti "kecil".
Si Unyil telah menjadi salah satu bagian tak terpisahkan dari budaya populer di Indonesia, dan banyak orang tidak dapat melupakan berbagai unsur seri ini, mulai dari lagu temanya yang dimulai dengan kata-kata "Hom-pim-pah alaiyum gambreng!" sampai tokoh-tokoh seperti Pak Raden dan Pak Ogah dan kalimat seperti "Cepek dulu dong!"
Saat ini boneka-boneka si Unyil telah menjadi koleksi Museum Wayang di Jakarta.
Pada tahun 2007, acara ini dihidupkan lagi dengan nama Laptop Si Unyil, digawangi oleh Trans 7. Karakter, lagu pembuka, dan cerita tetap dipertahankan, kecuali beberapa yang diperbaharui seiring zaman. Seperti ucapan Pak Ogah, yang dulu "Cepek dulu dong" kini jadi "Gopek dulu dong"; dan Unyil didampingi temannya membahas hal-hal pendidikan dengan laptop yang dimiliki teman si Unyil/
Pak Raden yang saat itu menjadi Dosen Fakultas Seni Rupa ITB memang dekat dengan Dwipa. Setelah berpikir keras, dia akhirnya menemukan sosok ideal pemeran film boneka tersebut. Dipilihlah sosok Unyil yang merupakan anak desa yang sederhana lengkap dengan sarung dan peci. Pak Raden lantas menciptakan karakter-karakter lainnya. Cerita pun dibuat tidak jauh-jauh dari persoalan sosial masyarakat pedesaan.
"Saya yang mendesain tokoh-tokoh itu. Produksi (boneka) saya juga yang ngawasi," kata dia sambil sesekali menempelkan kumis tebalnya yang sedikit-sedikit akan jatuh.
Wajah boneka itu pertama-tama dipola dengan tanah liat. Setelah cocok, lantas ditempeli kertas dan dikeraskan hingga membentuk tokoh Unyil, Ucrit, Melani, Pak Ogah, Pak Raden, Bu Bariah, dll..
Ternyata proyek film boneka Unyil sukses besar. Hampir setiap anak kecil pada era 1970-an hingga 1990-an mengenal dan menggemari sosok Unyil dan tokoh lainnya. Sejak saat itu, sosok Pak Raden melekat dengan Suryadi.
Pak Raden yang saat itu menjadi Dosen Fakultas Seni Rupa ITB memang dekat dengan Dwipa. Setelah berpikir keras, dia akhirnya menemukan sosok ideal pemeran film boneka tersebut. Dipilihlah sosok Unyil yang merupakan anak desa yang sederhana lengkap dengan sarung dan peci. Pak Raden lantas menciptakan karakter-karakter lainnya. Cerita pun dibuat tidak jauh-jauh dari persoalan sosial masyarakat pedesaan.
"Saya yang mendesain tokoh-tokoh itu. Produksi (boneka) saya juga yang ngawasi," kata dia sambil sesekali menempelkan kumis tebalnya yang sedikit-sedikit akan jatuh.
Wajah boneka itu pertama-tama dipola dengan tanah liat. Setelah cocok, lantas ditempeli kertas dan dikeraskan hingga membentuk tokoh Unyil, Ucrit, Melani, Pak Ogah, Pak Raden, Bu Bariah, dll..
Ternyata proyek film boneka Unyil sukses besar. Hampir setiap anak kecil pada era 1970-an hingga 1990-an mengenal dan menggemari sosok Unyil dan tokoh lainnya. Sejak saat itu, sosok Pak Raden melekat dengan Suryadi.
Teddy Bear (USA)
Tokoh Unyil adalah tokoh khas dari Indonesia.Tokoh Unyil sempat difilmkan dan dibuatkan boneka.
Ditujukan kepada anak-anak, film seri boneka ini menceritakan tentang seorang anak sekolah dasar (yang lalu akhirnya setelah bertahun-tahun lamanya bisa mencapai posisi sekolah menengah pertama bernama Unyil dan petualangannya bersama teman-temannya. Kata "Unyil" berasal dari "mungil" yang berarti "kecil".
Si Unyil telah menjadi salah satu bagian tak terpisahkan dari budaya populer di Indonesia, dan banyak orang tidak dapat melupakan berbagai unsur seri ini, mulai dari lagu temanya yang dimulai dengan kata-kata "Hom-pim-pah alaiyum gambreng!" sampai tokoh-tokoh seperti Pak Raden dan Pak Ogah dan kalimat seperti "Cepek dulu dong!"
Saat ini boneka-boneka si Unyil telah menjadi koleksi Museum Wayang di Jakarta.
Pada tahun 2007, acara ini dihidupkan lagi dengan nama Laptop Si Unyil, digawangi oleh Trans 7. Karakter, lagu pembuka, dan cerita tetap dipertahankan, kecuali beberapa yang diperbaharui seiring zaman. Seperti ucapan Pak Ogah, yang dulu "Cepek dulu dong" kini jadi "Gopek dulu dong"; dan Unyil didampingi temannya membahas hal-hal pendidikan dengan laptop yang dimiliki teman si Unyil/
Pak Raden yang saat itu menjadi Dosen Fakultas Seni Rupa ITB memang dekat dengan Dwipa. Setelah berpikir keras, dia akhirnya menemukan sosok ideal pemeran film boneka tersebut. Dipilihlah sosok Unyil yang merupakan anak desa yang sederhana lengkap dengan sarung dan peci. Pak Raden lantas menciptakan karakter-karakter lainnya. Cerita pun dibuat tidak jauh-jauh dari persoalan sosial masyarakat pedesaan.
"Saya yang mendesain tokoh-tokoh itu. Produksi (boneka) saya juga yang ngawasi," kata dia sambil sesekali menempelkan kumis tebalnya yang sedikit-sedikit akan jatuh.
Wajah boneka itu pertama-tama dipola dengan tanah liat. Setelah cocok, lantas ditempeli kertas dan dikeraskan hingga membentuk tokoh Unyil, Ucrit, Melani, Pak Ogah, Pak Raden, Bu Bariah, dll..
Ternyata proyek film boneka Unyil sukses besar. Hampir setiap anak kecil pada era 1970-an hingga 1990-an mengenal dan menggemari sosok Unyil dan tokoh lainnya. Sejak saat itu, sosok Pak Raden melekat dengan Suryadi.
Pak Raden yang saat itu menjadi Dosen Fakultas Seni Rupa ITB memang dekat dengan Dwipa. Setelah berpikir keras, dia akhirnya menemukan sosok ideal pemeran film boneka tersebut. Dipilihlah sosok Unyil yang merupakan anak desa yang sederhana lengkap dengan sarung dan peci. Pak Raden lantas menciptakan karakter-karakter lainnya. Cerita pun dibuat tidak jauh-jauh dari persoalan sosial masyarakat pedesaan.
"Saya yang mendesain tokoh-tokoh itu. Produksi (boneka) saya juga yang ngawasi," kata dia sambil sesekali menempelkan kumis tebalnya yang sedikit-sedikit akan jatuh.
Wajah boneka itu pertama-tama dipola dengan tanah liat. Setelah cocok, lantas ditempeli kertas dan dikeraskan hingga membentuk tokoh Unyil, Ucrit, Melani, Pak Ogah, Pak Raden, Bu Bariah, dll..
Ternyata proyek film boneka Unyil sukses besar. Hampir setiap anak kecil pada era 1970-an hingga 1990-an mengenal dan menggemari sosok Unyil dan tokoh lainnya. Sejak saat itu, sosok Pak Raden melekat dengan Suryadi.
Teddy Bear (USA)
Teddy bear adalah sejenis boneka
beruang untuk anak-anak. Namanya berasal dari Theodore Roosevelt, Presiden
Amerika Serikat ke-26, yang nama panggilannya adalah "Teddy".
Pada tahun 1902, Roosevelt memutuskan untuk menjelajahi daerah sengketa antara
negara bagian Mississippi dan Louisiana sekaligus berburu beruang hitam selama
lima hari. Saat sedang berburu, dia melihat anak beruang. Namun dia malah
melepaskannya. Ia tidak mau membunuh hanya untuk kesenangan semata.Seorang
pemilik toko permen yang mengetahui hal itu meminta istrinya membuat sebuah
boneka beruang dan mengirim surat kepada Roosevelt untuk meminta ijin
memberikan nama boneka beruang tersebut "Teddy bear"
Hinamatsuri (Jepang)
Hina Matsuri adalah perayaan
setiap tanggal 3 Maret di Jepang yang diadakan untuk mendoakan pertumbuhan anak
perempuan. Keluarga yang memiliki anak perempuan memajang satu set boneka yang
disebut hinaningyō (雛人形?, boneka festival).
Satu set boneka terdiri dari boneka kaisar, permaisuri, puteri istana
(dayang-dayang), dan pemusik istana yang menggambarkan upacara perkimpoian
tradisional di Jepang. Pakaian yang dikenakan boneka adalah kimono gaya zaman
Heian. Perayaan ini sering disebut Festival Boneka atau Festival Anak Perempuan
karena berawal permainan boneka di kalangan putri bangsawan yang disebut hiina
asobi (bermain boneka puteri).
Matryoshka (Rusia)
Matryoshka adalah boneka khas
Rusia yang dapat diisi dengan bentuk boneka-boneka yang lebih kecil. Nama
"matryoshka" diambil dari nama "Matryona", yang merupakan
nama dari seorang wanita yang bertubuh gemuk. Model-model boneka matryoshka
dapat bervariasi sebagai contoh bentuk gadis petani dengan pakaian tradisional,
karakter dongeng sampai para pemimpin Soviet.
Boneka Matryoshka ini konon
idenya berasal dari Jepang dan sudah ada dan menjadi trade mark Russia sejak
tahun 1890. Konon Sergei Maliutin, seorang pelukis Russia dari Abramtsevo
terinspirasi dengan boneka kayu klasik Jepang Shichi Fuku Jin (7 Dewa
Keberuntungan) dan Fukurokuju (boneka lelaki lucu dengan kepala botak). Pelukis
ini minta bantuan kawannya seorang pengrajin untuk membuat bonekanya dan
kemudian dilukisnya. Yang unik, lukisan pada boneka ini berisi cerita cerita
berseri mulai dari cerita klasik Russia, kepahlawanan Tsar Russia, dan bahkan
yang sedang laris saat ini adalah tentang 'American's Friends' seperti Osama
Bin Laden, kalau dibuka didalamnya ada Saddam Hussein, dibuka lagi ada
Ahmadinejad dan lain lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar