Pengorganisasian Keperawatan
Pengorganisasian
adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,
kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah
ditetapkan. (Siagian,1983 dalam Juniati) Sedangkan Szilagji (dalam Juniati)
mengemukakan bahwa fungsi pengorganisasian merupakan proses mencapai tujuan
dengan koordinasi kegiatan dan usaha, melalui penataan pola struktur, tugas,
otoritas, tenaga kerja dan komunikasi.
Tiga aspek penting dalam pengorganisasian meliputi :
1. Pola struktur yang
berarti proses hubungan interaksi yang dikembangkan secara efektif
2. Penataan tiap
kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam organisasi
3. Struktur kerja
organisasi termasuk kelompok kegiatan yang sama, pola hubungan antar kegiatan
yang berbeda, penempatan tenaga yang tepat dan pembinaan cara komunikasi yang
efektif antar perawat.
Prinsip – Prinsip Pengorganisasian
1. PEMBAGIAN KERJA
Prinsip dasar untuk
mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga setiap orang memilik
tugas tertentu. Untuk ini kepala bidang keperawatan perlu mengetahui tentang :
- pendidikan dan
pengalaman setiap staf
- peran dan fungsi perawat
yang diterapkan di RS tersebut
- mengetahui ruang
lingkup tugas kepala bidang keperawatan dan kedudukan dalam organisasi
- mengetahui batas
wewenang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
- mengetahui hal- hal-hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan kepada tenaga non keperawatan
- mengetahui hal- hal-hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan kepada tenaga non keperawatan
Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada pengelompokkan dan pembagian kerja
1.jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas dan sesuai dengan kemampuannya
1.jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas dan sesuai dengan kemampuannya
2. tiap bangsal /
bagian memiliki perincian aktivitas yang jelas dan tertulis
3. tiap staf memiliki
perincian tugas yang jelas
4. variasi tugas bagi
seseorang diusahakan sejenis atau erat hubungannya
5. mencegah terjadinya
pengkotakkan antar staf/kegiatan
6. penggolongan tugas
berdsasarkan kepentingan mendesak, kesulitan dan waktu
Disamping itu setiap staf mengetahui kepada siapa dia harus melapor, minta bantuan atau bertanya, dan siapa atasan langsung serta dari siapa dia menerima tugas
PENDELEGASIAN TUGAS
Disamping itu setiap staf mengetahui kepada siapa dia harus melapor, minta bantuan atau bertanya, dan siapa atasan langsung serta dari siapa dia menerima tugas
PENDELEGASIAN TUGAS
Pendelegasian
adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk bertindak dalam
batas-batas tertentu.Dengan pendelegasian, seorang pimpinan dapat mencapai
tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang lain, hal mana merupakan inti
manajemen. Selain itu dengan pendelegasian , seorang pimpinan mempunyai waktu
lebih banyak untuk melakukan hal lain yang lebih penting seperti perencanaan
dan evaluasi. Pendelegasian juga merupakan alat pengembangan dan latihan
manajemen yang bermanfaat. Staf yang memiliki minat terhadap tantangan yang
lebih besar akan menjadi lebih komit dan puas bila diberikan kesempatan untuk
memegang tugas atau tantangan yang penting. Sebaliknya kurangnya pendelegasian
akan menghambat inisiatif staf.
Keuntungan
bagi staf dengan melakukan pendelegasian adalah mengambangkan rasa tanggung
jawab, meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri, berkualitas, lebih komit
dan puas pada pekerjaan.. Disamping itu mamfaat pendelegasian untuk kepala
bidang keperawatan sendiri adalah mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan
hal-hal lain seperti perencanaan dan evaluasi, meningkatkan kedewasaan dan rasa
percaya diri, memberikan pengaruh dan power baik intern maupun ekstern, dapat
mencapai pelayanan dan
sasaran keperawatan melalui usaha orang lain.
sasaran keperawatan melalui usaha orang lain.
Walaupun
pendelegasian merupakan alat manajemen yang efektif, banyak pimpinan yang gagal
mengerjakan pendelegasian ini. Beberapa alasan yang menghambat dalam melakukan
pendelegasian :
- meyakini pendapat
yang salah “Jika kamu ingin hal itu dilaksanakan dengan tepat, kerjakanlah
sendiri”.
- kurang percaya diri
- takut dianggap malas
- takut persaingan
- takut kehilangan
kendali
- merasa tidak pasti
tentang apa dan kapan melakukan pendelegasian, mempunyai definisi
kerja yang tidak jelas
- takut tidak disukai
oleh staf, dianggap melemparkan tugas
- menolak untuk
mengambil resiko tergantung pada orang lain
- kurang kontrol yang
memberikan peringatan dini adanya masalah, sehubungan dengan tugas yang
didelegasikan
- kurang contoh dari
pimpinan lain dalam hal mendelegasikan
- kurang keyakinan dan
dan kepercayaan terhadap staf, merasa staf kurang memiliki ketrampilan atau
pengetahuan untuk melakukan tugas tersebut.
Dalam pendelegasian wewenang, masalah yang terpenting adalah apa tugas dan seberapa besar wewenang yang harus dan dapat dilimpahkan kepada staf.
Hal ini tergantung pada :
Dalam pendelegasian wewenang, masalah yang terpenting adalah apa tugas dan seberapa besar wewenang yang harus dan dapat dilimpahkan kepada staf.
Hal ini tergantung pada :
a. Sifat kegiatan ;
untuk kegiatan rutin, delegasi wewenang dapat diberikan lebih besar kepada
staf.
b. Kemampuan staf ;
tugas yang didelegasikan jangan terlalu ringan atau terlalu berat.
c. Hasil yang
diharapkan ; Applebaum dan Rohrs menyarankan agar pimpinan jangan
mendelegasikan tanggung jawab untuk perencanaan strategik atau mengevaluasi dan
mendisiplin bawahan baru. Mereka juga menyarankan agar mendelegasikan tugas
yang utuh dari pada mendelegasikan sebagian aspek dari suatu kegiatan.
Beberapa petunjuk untuk melakukan pendelegasian yang efektif :
Beberapa petunjuk untuk melakukan pendelegasian yang efektif :
- jangan membaurkan
dengan pelemparan tugas. Oleh karena itu jangan mendelegasikan tugas yang anda sendiri
tidak mau melakukannya.
- jangan takut salah
- jangan mendelegasikan
tugas pada seseorang yang kurang memiliki ketrampilan atau pengetahuan untuk
sukses
- kembangkan tingkat
keterampilan dan pengetahuan staf, sehingga mereka dapat melakukan tugas yang
didelegasikan
- perlihatkan rasa
percaya atas kemampuan staf untuk berhasil
- antisipasi kesalahan
yang dapat terjadi dan ambil langkah pemecahan masalahnya
- hindari kritik bila
terjadi kesalahan
- berikan penjelasan
yang jelas tentang tanggung jawab, wewenang, tanggung gugat dan dukungan yang
tersedia
- berikan pengakuan dan
penghargaan atas tugas yang telah terlaksana dengan baik
Pengorganisasian
Kegiatan Keperawatan Di Ruang Rawat
Kepala ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasi kegiatan asuhan keperawatan di unit kerjanya untuk mencapai tujuan pengorganisasian, pelayanan keperawatan di ruangan meliputi :
Kepala ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasi kegiatan asuhan keperawatan di unit kerjanya untuk mencapai tujuan pengorganisasian, pelayanan keperawatan di ruangan meliputi :
1.
Struktur Organisasi
Struktur
organisai ruang rawat terdiri dari struktur bentuk dan bagan.Berbagai struktur,
bentuk dan bagan dapat digunakan tergantung pada besarnya organisasi dan tujuan
yang ingin dicapai. Ruang rawat sebagi wadah dan pusat kegiatan pelayanan
keperawatan perlu memiliki struktur organisasi tetapi ruang rawat tidak
termasuk dalam struktur organisasi raumah sakit bila dilihat dari surat
keputusan menteri Kesehatan no. 134 dan 135 tahun 1978. oleh karena itu
direktur rumah sakit perlu menerbitkan surat keputusan yang ngatur struktur
organisasi
ruang rawat.
ruang rawat.
Berdasarkan
surat keputusan direktur tersebut dibuat struktur organisasi ruang rawat untuk
menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan baik vertikal maupun
horizontal. Dapat juga dilihat posisi tiap bagian, wewenang dan tanggung jawab
serta tanggung gugat.Bentuk organisasi dapat pula disesuaikan dengan
pengelompokkan kegiatan atau sistem penugasan yang digunakan.
2. Pengelompokkan Kegiatan
2. Pengelompokkan Kegiatan
Setiap
organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus diselesaikan
untuk mencapai tujuan.Kegiatan perlu dikumpulkan sesuai dengan spesifikasi
tertentu.Pengorganisasian kegiatan dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas
pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan dimiliki peserta sesuai
dengan kebutuhan klien pengorganisasian tugas perawat ini disebut metode
penugasan.
Keperawatan
diberikan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmampuan klien dalam
melakukan aktifitas untuk dirinya dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang
optimal. Setiap kegiatan keperawatan diarahkan kepada pencapaian tujuan dan
merupakan tugas menejer keperawatan untuk selalu mengkoordinasi, mengarahkan
dan mengendalikan proses pencapaian tujuan melalui interaksi, komunikasi,
integrasi pekerjaan diantara staf keperawatan yang terlibat.
Dalam upaya mecapai tujuan tersebut meneger keperawatan dalam hal ini kepala ruangan bertanggung jawab mengorganisir tenaga keperawatan yang ada dan kegiatan pelayanan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien, sehingga kepala ruangan perlu mengkatagorikan klien yang ada diunit kerjanya. Menurut Kron (1987) kategori klien didasarkan atas : Tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan klien, misalnya keperawatan mandiri, minimal, sebagian, total atau intensif. Usia misalnya anak, dewasa, usia lanjut. Diagnosa/masalah kesehatan yang dialami klien misalnya perawatan bedah/ortopedi, kulit.Terapi yang dilakukan, misalnya rehab
Selanjutnya kepala ruangan bertanggung jawab menetapkan metode penyusunan keperwatan apa yang tepat digunakan di unit kerjanya untuk mencapai tujuan sesuai dengan jumlah katagori tenaga yang ada di ruangan serta jumlah klien yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam upaya mecapai tujuan tersebut meneger keperawatan dalam hal ini kepala ruangan bertanggung jawab mengorganisir tenaga keperawatan yang ada dan kegiatan pelayanan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien, sehingga kepala ruangan perlu mengkatagorikan klien yang ada diunit kerjanya. Menurut Kron (1987) kategori klien didasarkan atas : Tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan klien, misalnya keperawatan mandiri, minimal, sebagian, total atau intensif. Usia misalnya anak, dewasa, usia lanjut. Diagnosa/masalah kesehatan yang dialami klien misalnya perawatan bedah/ortopedi, kulit.Terapi yang dilakukan, misalnya rehab
Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian
adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,
kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah
ditetapkan. (Siagian,1983 dalam Juniati) Sedangkan Szilagji (dalam Juniati)
mengemukakan bahwa fungsi pengorganisasian merupakan proses mencapai tujuan
dengan koordinasi kegiatan dan usaha, melalui penataan pola struktur, tugas,
otoritas, tenaga kerja dan komunikasi.
Tiga aspek penting dalam pengorganisasian meliputi :
1. Pola struktur yang
berarti proses hubungan interaksi yang dikembangkan secara efektif
2. Penataan tiap
kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam organisasi
3. Struktur kerja
organisasi termasuk kelompok kegiatan yang sama, pola hubungan antar kegiatan
yang berbeda, penempatan tenaga yang tepat dan pembinaan cara komunikasi yang
efektif antar perawat.
Prinsip – Prinsip Pengorganisasian
1. PEMBAGIAN KERJA
Prinsip dasar untuk
mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga setiap orang memilik
tugas tertentu. Untuk ini kepala bidang keperawatan perlu mengetahui tentang :
- pendidikan dan
pengalaman setiap staf
- peran dan fungsi perawat
yang diterapkan di RS tersebut
- mengetahui ruang
lingkup tugas kepala bidang keperawatan dan kedudukan dalam organisasi
- mengetahui batas
wewenang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
- mengetahui hal- hal-hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan kepada tenaga non keperawatan
- mengetahui hal- hal-hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan kepada tenaga non keperawatan
Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada pengelompokkan dan pembagian kerja
1.jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas dan sesuai dengan kemampuannya
1.jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas dan sesuai dengan kemampuannya
2. tiap bangsal /
bagian memiliki perincian aktivitas yang jelas dan tertulis
3. tiap staf memiliki
perincian tugas yang jelas
4. variasi tugas bagi
seseorang diusahakan sejenis atau erat hubungannya
5. mencegah terjadinya
pengkotakkan antar staf/kegiatan
6. penggolongan tugas
berdsasarkan kepentingan mendesak, kesulitan dan waktu
Disamping itu setiap staf mengetahui kepada siapa dia harus melapor, minta bantuan atau bertanya, dan siapa atasan langsung serta dari siapa dia menerima tugas
PENDELEGASIAN TUGAS
Disamping itu setiap staf mengetahui kepada siapa dia harus melapor, minta bantuan atau bertanya, dan siapa atasan langsung serta dari siapa dia menerima tugas
PENDELEGASIAN TUGAS
Pendelegasian
adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk bertindak dalam
batas-batas tertentu.Dengan pendelegasian, seorang pimpinan dapat mencapai
tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang lain, hal mana merupakan inti
manajemen. Selain itu dengan pendelegasian , seorang pimpinan mempunyai waktu
lebih banyak untuk melakukan hal lain yang lebih penting seperti perencanaan
dan evaluasi. Pendelegasian juga merupakan alat pengembangan dan latihan
manajemen yang bermanfaat. Staf yang memiliki minat terhadap tantangan yang
lebih besar akan menjadi lebih komit dan puas bila diberikan kesempatan untuk
memegang tugas atau tantangan yang penting. Sebaliknya kurangnya pendelegasian
akan menghambat inisiatif staf.
Keuntungan
bagi staf dengan melakukan pendelegasian adalah mengambangkan rasa tanggung
jawab, meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri, berkualitas, lebih komit
dan puas pada pekerjaan.. Disamping itu mamfaat pendelegasian untuk kepala
bidang keperawatan sendiri adalah mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan
hal-hal lain seperti perencanaan dan evaluasi, meningkatkan kedewasaan dan rasa
percaya diri, memberikan pengaruh dan power baik intern maupun ekstern, dapat
mencapai pelayanan dan
sasaran keperawatan melalui usaha orang lain.
sasaran keperawatan melalui usaha orang lain.
Walaupun
pendelegasian merupakan alat manajemen yang efektif, banyak pimpinan yang gagal
mengerjakan pendelegasian ini. Beberapa alasan yang menghambat dalam melakukan
pendelegasian :
- meyakini pendapat
yang salah “Jika kamu ingin hal itu dilaksanakan dengan tepat, kerjakanlah
sendiri”.
- kurang percaya diri
- takut dianggap malas
- takut persaingan
- takut kehilangan
kendali
- merasa tidak pasti
tentang apa dan kapan melakukan pendelegasian, mempunyai definisi
kerja yang tidak jelas
- takut tidak disukai
oleh staf, dianggap melemparkan tugas
- menolak untuk
mengambil resiko tergantung pada orang lain
- kurang kontrol yang
memberikan peringatan dini adanya masalah, sehubungan dengan tugas yang
didelegasikan
- kurang contoh dari
pimpinan lain dalam hal mendelegasikan
- kurang keyakinan dan
dan kepercayaan terhadap staf, merasa staf kurang memiliki ketrampilan atau
pengetahuan untuk melakukan tugas tersebut.
Dalam pendelegasian wewenang, masalah yang terpenting adalah apa tugas dan seberapa besar wewenang yang harus dan dapat dilimpahkan kepada staf.
Hal ini tergantung pada :
Dalam pendelegasian wewenang, masalah yang terpenting adalah apa tugas dan seberapa besar wewenang yang harus dan dapat dilimpahkan kepada staf.
Hal ini tergantung pada :
a. Sifat kegiatan ;
untuk kegiatan rutin, delegasi wewenang dapat diberikan lebih besar kepada
staf.
b. Kemampuan staf ;
tugas yang didelegasikan jangan terlalu ringan atau terlalu berat.
c. Hasil yang
diharapkan ; Applebaum dan Rohrs menyarankan agar pimpinan jangan
mendelegasikan tanggung jawab untuk perencanaan strategik atau mengevaluasi dan
mendisiplin bawahan baru. Mereka juga menyarankan agar mendelegasikan tugas
yang utuh dari pada mendelegasikan sebagian aspek dari suatu kegiatan.
Beberapa petunjuk untuk melakukan pendelegasian yang efektif :
Beberapa petunjuk untuk melakukan pendelegasian yang efektif :
- jangan membaurkan
dengan pelemparan tugas. Oleh karena itu jangan mendelegasikan tugas yang anda sendiri
tidak mau melakukannya.
- jangan takut salah
- jangan mendelegasikan
tugas pada seseorang yang kurang memiliki ketrampilan atau pengetahuan untuk
sukses
- kembangkan tingkat
keterampilan dan pengetahuan staf, sehingga mereka dapat melakukan tugas yang
didelegasikan
- perlihatkan rasa
percaya atas kemampuan staf untuk berhasil
- antisipasi kesalahan
yang dapat terjadi dan ambil langkah pemecahan masalahnya
- hindari kritik bila
terjadi kesalahan
- berikan penjelasan
yang jelas tentang tanggung jawab, wewenang, tanggung gugat dan dukungan yang
tersedia
- berikan pengakuan dan
penghargaan atas tugas yang telah terlaksana dengan baik
Pengorganisasian
Kegiatan Keperawatan Di Ruang Rawat
Kepala ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasi kegiatan asuhan keperawatan di unit kerjanya untuk mencapai tujuan pengorganisasian, pelayanan keperawatan di ruangan meliputi :
Kepala ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasi kegiatan asuhan keperawatan di unit kerjanya untuk mencapai tujuan pengorganisasian, pelayanan keperawatan di ruangan meliputi :
1.
Struktur Organisasi
Struktur
organisai ruang rawat terdiri dari struktur bentuk dan bagan.Berbagai struktur,
bentuk dan bagan dapat digunakan tergantung pada besarnya organisasi dan tujuan
yang ingin dicapai. Ruang rawat sebagi wadah dan pusat kegiatan pelayanan
keperawatan perlu memiliki struktur organisasi tetapi ruang rawat tidak
termasuk dalam struktur organisasi raumah sakit bila dilihat dari surat
keputusan menteri Kesehatan no. 134 dan 135 tahun 1978. oleh karena itu
direktur rumah sakit perlu menerbitkan surat keputusan yang ngatur struktur
organisasi
ruang rawat.
ruang rawat.
Berdasarkan
surat keputusan direktur tersebut dibuat struktur organisasi ruang rawat untuk
menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan baik vertikal maupun
horizontal. Dapat juga dilihat posisi tiap bagian, wewenang dan tanggung jawab
serta tanggung gugat.Bentuk organisasi dapat pula disesuaikan dengan
pengelompokkan kegiatan atau sistem penugasan yang digunakan.
2. Pengelompokkan Kegiatan
2. Pengelompokkan Kegiatan
Setiap
organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus diselesaikan
untuk mencapai tujuan.Kegiatan perlu dikumpulkan sesuai dengan spesifikasi
tertentu.Pengorganisasian kegiatan dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas
pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan dimiliki peserta sesuai
dengan kebutuhan klien pengorganisasian tugas perawat ini disebut metode
penugasan.
Keperawatan
diberikan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmampuan klien dalam
melakukan aktifitas untuk dirinya dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang
optimal. Setiap kegiatan keperawatan diarahkan kepada pencapaian tujuan dan
merupakan tugas menejer keperawatan untuk selalu mengkoordinasi, mengarahkan
dan mengendalikan proses pencapaian tujuan melalui interaksi, komunikasi,
integrasi pekerjaan diantara staf keperawatan yang terlibat.
Dalam upaya mecapai tujuan tersebut meneger keperawatan dalam hal ini kepala ruangan bertanggung jawab mengorganisir tenaga keperawatan yang ada dan kegiatan pelayanan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien, sehingga kepala ruangan perlu mengkatagorikan klien yang ada diunit kerjanya. Menurut Kron (1987) kategori klien didasarkan atas : Tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan klien, misalnya keperawatan mandiri, minimal, sebagian, total atau intensif. Usia misalnya anak, dewasa, usia lanjut. Diagnosa/masalah kesehatan yang dialami klien misalnya perawatan bedah/ortopedi, kulit.Terapi yang dilakukan, misalnya rehabilitas, kemoterapi.Dibeberapa rumah sakit ini pengelompokkan klien didasarkan atas kombinasi kategori diatas.
Selanjutnya kepala ruangan bertanggung jawab menetapkan metode penyusunan keperwatan apa yang tepat digunakan di unit kerjanya untuk mencapai tujuan sesuai dengan jumlah katagori tenaga yang ada di ruangan serta jumlah klien yang menjadi tanggung jawabnya.
ilitas,
kemoterapi.Dibeberapa rumah sakit ini pengelompokkan klien didasarkan atas
kombinasi kategori diatas.Dalam upaya mecapai tujuan tersebut meneger keperawatan dalam hal ini kepala ruangan bertanggung jawab mengorganisir tenaga keperawatan yang ada dan kegiatan pelayanan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien, sehingga kepala ruangan perlu mengkatagorikan klien yang ada diunit kerjanya. Menurut Kron (1987) kategori klien didasarkan atas : Tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan klien, misalnya keperawatan mandiri, minimal, sebagian, total atau intensif. Usia misalnya anak, dewasa, usia lanjut. Diagnosa/masalah kesehatan yang dialami klien misalnya perawatan bedah/ortopedi, kulit.Terapi yang dilakukan, misalnya rehabilitas, kemoterapi.Dibeberapa rumah sakit ini pengelompokkan klien didasarkan atas kombinasi kategori diatas.
Selanjutnya kepala ruangan bertanggung jawab menetapkan metode penyusunan keperwatan apa yang tepat digunakan di unit kerjanya untuk mencapai tujuan sesuai dengan jumlah katagori tenaga yang ada di ruangan serta jumlah klien yang menjadi tanggung jawabnya.
Selanjutnya kepala ruangan bertanggung jawab menetapkan metode penyusunan keperwatan apa yang tepat digunakan di unit kerjanya untuk mencapai tujuan sesuai dengan jumlah katagori tenaga yang ada di ruangan serta jumlah klien yang menjadi tanggung jawabnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar